Minggu, 19 April 2009

hidup sehat

Hidup Sehat Secara Islam
Tujuan dasar ibadah dalam Islam memang bukan dilakukan untuk mencari kemanfaatan praktis, tapi bertujuan mengharap ridha Ilahi. Orang berpuasa misalnya, target utamanya meraih predikat taqwa meski kemudian terbukti bahwa puasa bermanfaat untuk kesehatan. Demikian pula dengan praktek ibadah-ibadah lainnya, jika dikajii ternyata memberi manfaat yang bersifat praktis duniawi. Ajaran Islam diistilahkan diinul fitrah yakni ajaran yang sama dan sebangun dengan kodrat kemanusiaan.
Meminjam istilah cendekiawan muslim bahwa Islam itu sesungguhnya merupakan kelanjutan dari desain dasar kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain hubungan agama dengan pemeluknya adalah hubungan yang bersifat kebutuhan bukan semata–mata kewajiban, setiap perintah dan larangan kemanfaatannya akan kembali pada pelakunya itu sendiri. Tuhan yang menurunkan risalah ini adalah Dia Yang Maha Kaya nan Terpuji, Yang kepadaNya segala bergantung. Dia tidak membutuhkan apapun dan siapapun. Pada hakekatnya Tuhan tidak bertambah mulia dengan ibadah hambaNya dan tidak akan terluka oleh kedurhakaan hambaNya, sesuatu yang Dia perintahkan bagi hambaNya berarti penting bagi kita, sehingga Dia mewajibkanNya, karena Dia mencintai hamba-hambaNya.
Rasullullah sebagai teladan hidup sehat. Rasulullah Muhammad saw berusia 64 tahun, dan diantara keistimewaan hidup beliau yang mungkin jarang dibahas adalah kondisi fisiknya yang prima. Betapa tidak, Rasulullah Muhammad saw itu, hidup dengan beban pekerjaan yang besar dan memikul amanat yang berat. Ia menjalani hidupnya dengan episode “penderitaan demi penderitaan”; lahir berpredikat yatim, beranjak enam tahun menjadi piatu, muda belia menjadi pekerja keras, beranjak dewasa predikat yang diembannya semakin bertambah kompleks. Selain sebagai seorang suami dan ayah bagi keluarganya, ia adalah Nabi bagi umatnya, Rasul yang diutus bagi seluruh umat manusia, kepala pemerintahan di jazirah arabia, komandan di banyak medan peperangan, pelindung kaum yang lemah dan tertindas.
Kehidupannya amat bersahaja, ketika datang tawaran kepada Nabi yang mulia ini segala bentuk kesenangan duniawi berupa harta yang melimpah, kekuasaan luas untuk menjadi Nabi yang Raja, tapi ia lebih memilih hidup menjadi seorang Nabi yang Rakyat Jelata. Meski kelak ditangannya telah terbayang kunci masyriq dan maghrib (kelak Persia & Konstantinopel jatuh dalam Islam) tapi ia tidur hanya beralaskan dipan tikar yang kasar. Nabi tidak pernah kenyang selama dua hari berturut-turut, menu sehari-hari yang ia konsumsi adalah roti gandum yang keras, dalam rumahnya tidak pernah tersimpan makanan untuk hari esok, waktu tidurnya sangat sedikit. Ketika beliau wafat, harta kekayaan yang diwariskan hanyalah uang sebanyak 7 (tujuh) dinar saja. Meski kelak beberapa tahun setelah beliau meninggal dunia, Islam terentang luas sejak dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, membentuk sebuah imperium keimanan yang paling besar yang pernah dikenal umat manusia.
Ternyata jika kita kaji lebih dalam, konsep pemeliharaan kesehatan dalam Islam itu terintegrasi dalam perintah-perintah agama itu sendiri, murah dan mudah dilakukan. Bersama akan kita bahas apa saja bagian kandungan Qur’an dan perilaku Rasulullah (Sunnah Nabi) yang memberikan kontribusi untuk memelihara kesehatan itu.
Sebagaimana motto kedokteran modern bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan, maka Islam punya semboyan yang lebih tinggi maknanya “kebersihan bagian dari keimanan”. Seolah-olah perilaku hidup yang tidak bersih adalah cermin dari kurangnya nilai iman dalam diri seseorang. Bahwa hidup yang bersih (bersih; jasmani, pakaian, makanan minuman & lingkungan) merupakan syarat mutlak untuk ‘hidup yang sehat’ tidak perlu diperdebatkan lagi. Terlalu banyak penyakit yang bisa ditimbulkan akibat lingkungan yang tidak hygienis, khususnya penyakit-penyakit dalam kategori infeksi menular.[1]
Thaharah merupakan bagian dari keimanan dan kecintaan Allah. Thaharah merupakan kebersihan lahir yang mengacu kepada kebersihan batin. Orang yang bersih jasmaninya, akan menumbuhkan dalam rohaninya perasaan yang tenang. Oleh karena itu, orang yang berthaharah dapat membersihkan dan mengistirahatkan badan dan jiwanya.
Kebersihan jasmani merupakan syarat mutlak pertama kali bagi seorang muslim jika ia hendak melakukan sholat menghadap Allah swt. Kebersihan dipandang sentral dalam yurisprudensi (fiqih) Islam, kajian tentang kebersihan merupakan tema yang pertama ada dalam kitab fiqih, dengan spektrum pembahasan yang sangat luas. Kita akan mendapati berjilid-jilid buku-buku fiqih tentang thaharah (bersuci) yang membahas tema-tema : seputar najis (dengan klasifikasi ringan, sedang, berat), jenis-jenis air, mandi (junub, jum’at), wudhu, istinjak (pembersihan dua jalur eksresi), haid, nifas, bersugi (sikat gigi), memotong kuku, memotong janggut, larangan merajah tubuh (membuat tato), tayamum, khitan, memandikan jenazah, menyegerakan pemakaman atau tema-tema yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan yang dikaji dengan sangat rinci. Kajian yang lengkap mengenai hidup bersih seperti itu rasanya tidak akan pernah ditemukan secara tekstual normatif dalam ajaran-ajaran lain.[2]
عن ابى هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لايقبل الله صلاة احدكم اذا احدث حتى يتوضا (رواخ البخاري ومسلم)
Abu Hurairah berkata : “Rasullullah bersabda : Allah tidak menerima sembahyang seseorang jika ia berhadats sehingga wudlu.”[3]
Wudlu adalah kewajiban yang mendahului shalat, karena itu sangat diutamakan untuk memahami wudlu secara benar dan seksama. Orang muslim paling tidak membasuh 7 anggota tubuhnya yang terpapar dunia luar 5 kali sehari dalam wudhunya dengan air bersih lagi mensucikan. Prosesi wudhu sendiri sangat hygienis untuk pemeliharaan kesehatan. Cuci tangan memutus penularan rantai infeksi. Menjaga kebersihan tangan juga diajar Nabi diluar wudhu terutama ketika tangan dipakai untuk makan. Rasulullah saw mengatakan : “Jika seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka janganlah memasukkan tangannya ke sebuah tempat makanan sehingga membasuh tangan tersebut tiga kali,..”. Berkumur-kumur melindungi mulut dan tenggorokan dari inflamasi. Istinsyaq yakni menghirup air ke dalam hidung, merupakan suatu perbuatan yang mungkin tidak akan pernah dilakukan orang (apalagi secara rutin) kecuali jika ia berwudhu.[4]
Pada suatu saat Junaid Albughdadi sakit mata, maka diberitahu oleh dokter: “Jika kamu ingin sehat matamu, maka jangan sampai terkena air.” Maka ketika dokter telah keluar, ia wudlu’ lalu sembahyang kemudian tidur, maka sembuh seketika matanya. Maka ia mendebgar suara :”Junaid telah berani mengorbankan matanya untuk ridlaKu, dan andaikan orang-oranganli neraka jahanam minta kepadaKu dengan semangat Junaidi itu, niscaya Aku terima permintaan mereka.” Kemudian ketika dokter datang kembali, ia melihat mata Junaidi telah sembuh. Dan bertanya : “Apakah yang kamu kerjakan?” Jawab Junaid : “Saya wudlu kemudian sholat”. Dokter itu seorang beragama Kristen, maka seketika itu pula beriman, dan berkata :”Itu obat Tuhan yang mencipta, akulah yang sakit mata, sedang kamu (Junaid) dokternya. [5]
Di samping itu ada paket pemeliharaan kebersihan lainnya yang secara inheren wajib dilakukan bagi tiap muslim ; yakni membebaskan diri dari najis; ajaran istinjak dengan air bersih dan khitan (circumsitio) merupakan bagian kebiasaan yang sehat
Hadirin Rohimakumullah
Merupakan bagian yang kedua untuk membudayakan hidup sehat secara Islam adalah dengan cara memanajemen makanan.
Status kesehatan seseorang sangat bergantung dan dipengaruhi faktor makanan. Faktor makanan menjadi penting karena ia merupakan variabel yang bisa dikendalikan. Porsi makan yang berlebihan, tidak selektif dalam memilih menu, makan dengan frekuensi yang tidak teratur, atau mengkonsumsi makanan yang berbahaya memicu berbagai penyakit.
Saluran pencernaan manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ dalam yang terbesar dan terberat didalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut tidak pernah berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Pernahkah anda membayangkan apa saja yang sudah kita masukkan dalam sistem saluran pencernaan kita ? Mulai dari yang lembek, liat, alot, hingga keras, mulai dari gula manis, garam asin, salak sepet, jamu yang pahit, buah yang asem, hidangan sejak dari yang panas, suam-suam kuku, hingga yang dingin. Kadang tanpa seleksi, kita memasukkan apa saja kedalam saluran pencernaan yang kita anggap enak untuk dimakan. Tanpa disadari, sebetulnya kita juga memasukkan racun dan limbah berbahaya kedalam tubuh kita bersama makanan yang kita santap, atau air yang kita teguk, apalagi kalau kita tengah menelan obat-obatan.
Dalam tubuh manusia, ada dua sistem organ yang langsung kontak dengan dunia luar, yaitu sistem pernafasan dan saluran pencernaan, sehingga kedua organ tersebut merupakan bagian yang sangat rentan untuk terserang penyakit. Saluran pencernaan manusia sejak dari mulut hingga anus bisa diibaratkan seperti sebuah selang yang terbuka begitu saja, sehingga logis organ ini mudah menjadi pintu masuk bagi segala penyakit sehingga Nabi mengatakan “perut itu gudang penyakit”.
Al-Qur’an memberikan patron dalam soal konsumsi yakni makanlah yang halal (bukan hasil korupsi) dan thayib (sesuai standard gizi) .Al-Baqarah 168
$yg•ƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# (#qè=ä. $£JÏB ’Îû ÇÚö‘F{$# Wx»n=ym $Y7Íh‹sÛ Ÿwur (#qãèÎ6®Ks? ÏNºuqäÜäz Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Ar߉tã îûüÎ7•B ÇÊÏÑÈ .
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”


Janganlah makan secara berlebih-lebihan yang tertera dalam surat Al-A’raf ayat 31
* ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä (#rä‹è{ ö/ä3tGt^ƒÎ— y‰ZÏã Èe@ä. 7‰Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä† tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÌÊÈ
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”


Nabi menyampaikan kepada umatnya “Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang”, “Isilah perut kalian dengan 1/3 makanan, 1/3 minuman dan 1/3 udara. “Orang yang paling disukai Allah diantara kalian adalah yang paling sedikit makannya dan paling ringan badannya” (HR Ibnu Abbas). Falsafah yang dipakai “makanlah untuk hidup, jangan hidup untuk makan!” Do’a yang senantiasa Nabi panjatkan “Ya Allah jadikan rezeki bagi keluarga Muhammad sebagai kekuatan”. Tuntunan tentang kwalitas makanan juga ditegaskan Allah untuk memilah jenis makanan yang terbaik (QS 18:19, QS 7:160).
ãNßg»oY÷è©Üs%ur óÓtLoYøO$# nouŽô³tã $»Û$t7ó™r& $VJtBé& 4 !$uZø‹ym÷rr&ur 4’n<Î) #Óy›qãB ÏŒÎ) çm8s)ó¡oKó™$# ÿ¼çmãBöqs% Âcr& >ÎŽôÑ$# š‚$ÁyèÎn/ tyfyÛø9$# ( ôM¡yft7/R$$sù çm÷YÏB $tFt^øO$# nouŽô³tã $YZøŠtã ( ô‰s% zNÎ=tæ ‘@à2 <¨$tRé& öNßgt/uŽô³¨B 4 $uZù=¯=sßur ãNÎgøŠn=tæ zN»yJtóø9$# $uZø9t“Rr&ur ãNÎgø‹n=tæ ÆyJø9$# 3“uqù=¡¡9$#ur ( (#qè=à2 `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB óOà6»oYø%y—u‘ 4 $tBur $tRqßJn=sß `Å3»s9ur (#þqçR%Ÿ2 öNåk¦àÿRr& šcqßJÎ=ôàtƒ ÇÊÏÉÈ
“Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu". mereka tidak Menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu Menganiaya dirinya sendiri.”
Nabi juga mengajarkan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi “Makanlah kalian berbagai macam makanan. Karena sesungguhnya bila makanan yang satu panas maka bisa dipadamkan oleh makanan lain yang dingin” (Hadish) Variasi jenis-jenis makanan baik sumber nabati atau hewani disebutkan dalam banyak ayat dalam Qur’an. Menariknya lagi, dalam sirah Nabi diceritakan bahwa rumah tangga Nabi tidak pernah menyimpan makanan untuk hari esok, hal ini dapat ditafsirkan Nabi selalu mengkonsumsi makanan yang segar dan baru.
Dalam memanage makanan, secara khusus kaum muslimin diwajibkan melaksanakan ibadah puasa selama 1 bulan saat Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi sendiri “puasalah kamu supaya kamu sehat”. Kini semakin banyak penelitian yang memapaparkan bahwa Puasa merupakan kegiatan yang sangat menyehatkan. Resume hasil-hasil riset tentang manfaat Puasa bagi kesehatan dapat disarikan antara lain : memberikan istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat, menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, detoksifikasi, eradikasi kuman di lambung dan bila benar-benar dilakukan dapat menurunkan berat badan sekitar 3-4 %, dan efek-efek bermanfaat lainnya yang begitu panjang jika diuraikan. Disamping puasa Ramadhan kita juga bisa melaksanakan sunnah puasa senin kamis atau Puasa Daud bila memang mampu.
ôMtBÌhãm ãNä3ø‹n=tæ èptGøŠyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ͍ƒÌ“Yσø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy‚÷ZßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur èpys‹ÏܨZ9$#ur !$tBur Ÿ@x.r& ßìç7¡¡9$# žwÎ) $tB ÷LäêøŠ©.sŒ $tBur yxÎ/èŒ ’n?tã É=ÝÁ‘Z9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9ø—F{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöqu‹ø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöqu‹ø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3ø‹n=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊu‘ur ãNä3s9 zN»n=ó™M}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# ’Îû >pÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Ö‘qàÿxî ÒO‹Ïm§‘ ÇÌÈ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Tepatlah penjelasan yang disebutkan dalam ayat di atas. Ternyata makanan haram juga berbahaya untuk kesehatan. Bangkai jelas mengandung banyak bakteri patogen mematikan. Darah yang secara faali merupakan media transportasi; mengandung banyak senyawa yang berbahaya untuk dikonsumsi seperti urea, amoniak, kreatinin, asam urat, asam suksinat, asam asetoasetat, asam laktat, asam piruvat, berbagai lipoprotein, serta semua hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin, darah juga membawa sel darah putih dan antibodi yang berfungsi dalam memerangi bakteri dan virus akibatnya memakan darah dapat berarti makan bebagai sumber penyakit. Daging babi mengandung parasit yang berbahaya diantaranya cacing taenia soleum yang memiliki pengait, cacing trichinella spiralis dan bakteri salmonella. Oleh karenanya, Islam mewajibkan untuk melakukan penyembelihan klinis dengan cara tertentu yang menyebabkan keluarnya darah secara maksimal dari dagingnya. Dalam hal tingginya kandungan kholesterol tidak ada yang mampu menyamai babi. Khamar (minuman memabukkan) misalnya Alkohol sangat toksik terhadap otak, membuat luka lambung, menyebabkan pankreatitis, mengganti jaringan liver yang sehat dengan perlemakan hingga akhirnya sirosis yang tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu menghindari semua menu yang diharamkan (termasuk yang syubhat) merupakan sikap pemeliharaan hidup sehat.[6]
Apabila dilihat dari kesehatan mental, maka makan berfungsi sebagai pengobatan, pencegahan, dan pembinaan bagi manusia. Misalnya, kurangnya nafsu makan atau keserakahan, ada yang disebabkan oleh faktor ketidaktenangan emosi, seperti marah, sedih, cemas, dan rasa kecewa. Untuk pengobatan penderita yang mengalami gangguan tersebut, maka konsultan menciptakansuasana yang tenang dan tidak dapat menggoncangkan emosi. Dengan cara demikian, nafsu makan dapat ditumbuhkan dan penderita dapat dihindarkan dari sifat keserakahan. Dengan demikian pula, kesehatan mental dapat diperoleh.
Dalam spiritualisasai Islam ada ketentuan dalam soal makan. Orang yang menderita dalam memenuhi kebutuhan makannya, dapat mendidik dirinya dengan menjaga adab, tata tertib, dan sunnah-sunnahnya. Dengan demikian orang dapat memperoleh ketenangan dan kelegaan waktu makan, karena ia merasa dalam suasana baik dan jauh dari hal yang menggoncangkan perasaan. Kalau orang dapat menjaga adab, tat tertib, sunnah-sunnah dalam memenuhi kebutuhan makan, dan dapat merasakan soal makan sebagai perintah dan ibadah serta jalan ketaqwaan kepada Allah, maka ia dapat menjadikan adab makan sebagai pengobatan.[7]

Daftar Pustaka
Abdul Wahid Hamid. Islam Cara Hidup Alamiah. Lazuardi. Yogyakarta. 2001
Rizal Ibrahim. Menghadirkan Hati. Pustaka Sufi. Yogyakarta. 2003
Salim Bahreisy. Petunjuk Jalan Lurus. Darussaggaf. Surabaya. 1985
Yahya Jaya. Spiritualisasi Islam. Ruhama. Jakarta. 1994




[1] Abdul Wahid Hamid. Islam Cara Hidup Alamiah. Lazuardi. Yogyakarta. 2001. Hal.99
[2] Yahya Jaya. Spiritualisasi Islam. Ruhama. Jakarta. 1994. Hal.93
[3] Salim Bahreisy. Petunjuk Jalan Lurus. Darussaggaf. Surabaya. 1985. Hal 45
[4] Rizal Ibrahim. Menghadirkan Hati. Pustaka Sufi. Yogyakarta. 2003. Hal 104
[5] Salim Bahreisy. Op. cit. Hal.47
[6] Abdul Wahid Hamid. Op.cit. Hal.94
[7] Yahya Jaya. Op.cit. Hal. 105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar